JAKARTA, berita infrastruktur.com - 26 September 2024 – Dengan
lebih dari 6,8 juta pengguna, INDODAX saat ini
tercatat memiliki cadangan aset kripto senilai Rp11,5 triliun, termasuk di dalamnya 4.806,34
Bitcoin senilai Rp4,288 triliun, 36.915,47 Ethereum senilai Rp1,334 triliun, serta berbagai
aset kripto lainnya senilai sekitar Rp5,907 triliun.
Meskipun mengalami kerugian sekitar Rp300 miliar akibat serangan siber, CEO INDODAX,
Oscar Darmawan menegaskan bahwa dampak finansial tersebut hanya sekitar 3% dari total
cadangan aset kripto INDODAX.
Komitmen INDODAX terhadap transparansi
dan keterbukaan dinilai menjadi salah satu faktor kunci yang membantu pemulihan kepercayaan
pengguna.
“Transparansi merupakan pondasi penting dalam membangun dan menjaga kepercayaan
publik. Dengan publikasi Proof of Reserve, kami memberikan kepastian kepada para
pengguna bahwa mereka dapat memantau keamanan aset mereka kapan pun. Ini adalah
wujud nyata tanggung jawab kami kepada para member,” ujar Oscar.
Selain itu, paska insiden peretasan, INDODAX berhasil memulihkan kepercayaan pengguna
dengan total volume transaksi yang terus meningkat hingga lebih dari Rp2,3 trilliun selama
periode 14-25 September 2024, menunjukan tingkat kerpercayaan masyarakat terhadap
platform INDODAX masih tinggi paska insiden.
Oscar juga menambahkan bahwa selama dua tahun terakhir, INDODAX telah berupaya
mengajak exchange kripto lainnya untuk mengadopsi langkah serupa.
“Kami telah mendorong industri kripto di Indonesia untuk lebih terbuka dan transparan. Meskipun hingga saat ini belum ada yang mengikuti, kami percaya bahwa transparansi
akan menjadi faktor penting dalam menciptakan ekosistem kripto yang aman dan terpercaya di masa mendatang,” jelasnya.
Angga Andinata, seorang analis kripto dan edukator Crypto & Web 3, turut memberikan
apresiasi terhadap langkah yang diambil oleh INDODAX. “Proof of Reserve yang diterapkan
oleh INDODAX tidak hanya dalam bentuk laporan, tetapi juga terintegrasi secara
real-time, yang memungkinkan publik untuk memverifikasi data cadangan secara langsung. Langkah ini menjadi contoh yang patut diikuti oleh bursa kripto lainnya di Indonesia,” ungkapnya.
Sedangkan dalam konteks regulasi yang akan datang, Angga juga menyoroti bahwa Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) nantinya berencana untuk mengawasi lebih ketat aset kripto di
Indonesia, dimana cadangan aset kripto akan disimpan oleh perusahaan kustodian.
“Saya berharap nantinya perusahaan kustodian juga dapat mempublikasikan cadangan mereka
secara transparan untuk menjaga kepercayaan pengguna,” tambah Angga.
Oscar Darmawan menegaskan bahwa transparansi bukan hanya sekedar mengikuti regulasi, tetapi juga mencerminkan integritas
dan tanggung jawab perusahaan kepada pengguna.
“Banyak bursa lain yang memilih untuk tidak memberikan akses terbuka terkait cadangan
mereka. Namun, kami di INDODAX berani
untuk terbuka karena kami percaya bahwa
kepercayaan pengguna adalah yang paling
utama. Ini adalah komitmen kami untuk
memimpin industri dengan cara yang benar,” tutur Oscar.
Dengan adanya langkah transparansi ini, INDODAX berharap dapat menetapkan
standar baru di industri kripto Indonesia
maupun global. “Kami berharap lebih
banyak bursa yang mengikuti jejak kami
untuk menciptakan ekosistem kripto
yang lebih aman, transparan,
dan terpercaya,” tutup Oscar.
0 Komentar