Sampang, berita infrastruktur.com -
Pondok Pesantren Darus Salam, Kecamatan Terjun, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa timur. Menggelar Diklat Pelatihan Jurnalistik dan Pengenalan Media pada Santri. "Minggu 8/6/2025
Acara yang dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Sampang KH. Ahmad Mahfudz, disambut antusias oleh para santri. Dalam rangka memperkuat peran santri di era digital, pondok pesantren ini menggelar Diklat Jurnalistik pada 8–9 Juni 2025, menghadirkan narasumber dari kalangan jurnalis nasional dan tokoh pesantren, " Minggu 8/6/2025
Sementara, Pengasuh Pondok Pesantren Darus Salam, KH Muhammad Aunul Abied Shah, Lc., M.A., dalam arahannya menekankan pentingnya menghidupkan kembali ruh perjuangan para ulama dan santri dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa. Beliau menuturkan kisah hubungan historis antara kakek beliau dan kakek dari Lora Mahfuzh, yaitu KH Abdul Majid Bata-Bata, ulama inovatif yang mengajarkan kitab kuning menggunakan bahasa Madura agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat luas, " Ucapnya
“Inovasi dakwah KH Abdul Majid kemudian diteruskan oleh santrinya, KH Abdullah Yaqin Mlokorejo, yang tetap menyampaikan pengajian dalam bahasa Madura saat ditahan oleh rezim Orde Lama di penjara Sukolilo bersama KH Abdul Hakam bin KH Hasyim Asy’ari. Semangat dakwah yang tidak pernah padam inilah yang harus diwarisi oleh santri hari ini, termasuk dalam medan jurnalistik dan dakwah digital,” tegas beliau.
KH. Ahmad Mahfudz, Wakil Bupati Sampang, Dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas inisiatif pesantren yang telah membuka ruang bagi santri untuk mengembangkan kemampuan jurnalistik sebagai sarana dakwah dan penguatan literasi keumatan, Santri Pewaris Perjuangan Ulama dan Literasi Adalah Benteng Peradaban," Kata Wabup Sampang.
Pandangan pentingnya literasi di kalangan santri. Ia menilai pelatihan jurnalistik ini sebagai langkah strategis dalam membentengi masyarakat dari hoaks dan disinformasi.
“Santri harus jadi pelita di tengah gelapnya arus informasi. Jangan hanya menjadi konsumen berita, tapi juga harus menjadi produsen informasi yang benar dan mencerdaskan. Ini bagian dari jihad intelektual,” ungkapnya.
Beliau juga berharap kegiatan seperti ini menjadi agenda rutin di pesantren agar santri tidak hanya unggul secara spiritual, tetapi juga tangguh secara intelektual dan siap menghadapi tantangan zaman, Santri Tidak Boleh Rendah Diri
Lora Mahfuzh (KH Achmad Mahfudz AQ), yang juga menjadi pemateri dalam pelatihan ini, berpesan kepada para santri agar bijak dalam menerima informasi. “Kita sebagai santri harus pandai menyaring berita. Jangan asal percaya. Semua harus diklarifikasi,” tegasnya.
Beliau menekankan bahwa santri harus percaya diri, tidak merasa inferior di hadapan tantangan zaman. “Santri bisa berprestasi dan memberi manfaat besar bagi masyarakat. Kuncinya adalah patuh pada kiai. Dalam kepatuhan itu ada keberkahan. Santri yang patuh akan dimudahkan hidupnya oleh Allah,” ujarnya.
Diklat ini menghadirkan para jurnalis profesional seperti Moh. Hendriyanto (Pemred RadarMadura.id), Ina Herdiayana (Editor Bahasa Radar Madura), Anis Billah (Jurnalis Jawa Pos Radar Madura), dan Kamaluddin Harun (Jurnalis CNN Indonesia). Materi yang disampaikan meliputi dasar-dasar jurnalistik, teknik menulis berita, hingga etika media dan literasi digital.
Dengan pelatihan ini, Pondok Pesantren Darus Salam Torjun berharap para santrinya mampu menjadi agen literasi dan penerang umat, menyampaikan pesan kebenaran Islam melalui tulisan dan media dengan cara yang santun, cerdas, dan inspiratif.
(mam)
0 Komentar